Keajaiban Al-Qur'an; Kandungan surat al-fatihah dan Keutamaannya

Al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Saw. melalui perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur’an turun sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia dalam segala aspek kehidupannya, baik dari aspek akidah, hukum, ekonomi dan lain sebagainya yang ada pada kehidupan manusia. 

Al-Qur’an diturunkan secara mutawatir selama kurang lebih 22 tahun. Hal ini terjadi karena al-Qur’an turun sebagai pedoman terakhir yang diberikan Allah kepada umat manusia. Sehingga perlu adanya sebuah proses yang cukup panjang agar manusia bisa memahami isi kandungan ataupun pesan-pesan yang disampaikan al-Qur’an. Karena al-Qur’an akan menjadi imam bagi siapa saja yang taat pada pesan-pesan yang di sampaikan-Nya melalui al-Qur’an dan Rasul-Nya. 

Al-Qur’an diturunkan dengan jumlah ayat yang sangat banyak. Beberapa Ulama mengatakan bahwa jumlah ayat dalam al-Qur’an ada 6000 ayat. Namun, menurut Abu Amr al-Dani dalam kitabnya al-Bayan mengatakan, ada beberapa ulama yang menyebutkan jumlah ayat dalam al-Qur’an ada 6236 ayat, bahkan ada yang menyebutkan kurang dari enam ribu ayat. Adapun jumlah kata dalam al-Quran, al-Fadhl bin Syadzan mengatakan ada sebanyak 77.439 kata. Adapun mengenai hurufnya, para huffadz (penghafal al-Qur’an), qurra’ (ahli bacaan al-Qur’an) & kuttab (para penulis atau penyalin al-Qur’an) sepakat bahwa jumlah huruf yang termuat dalam ayat al-Quran berjumlah 340.740 huruf. Hal ini berdasarkan pendapat Salam Abu Muhammad al-Hamami dari al-Hajjaj bin Yusuf yang sempat mengumpulkan para ahli al-Qur’an dan menanyakan langsung kepada ahli al-Qur’an tersebu.

Al-Fatihah merupakan satu surat dalam al-Qur’an. Ia merupakan surat yang tergolong ke dalam surat makiyyah dan terdiri dari tujuh ayat. Isi kandungan dalam surat al-Fatihah ini yakni, membahas tentang urgensi serta pokok-pokok dan cabang-cabang agama, akidah, ibadah, syari’at, iman, serta penghambaan (permohonan pertolongan hanya kepada Allah) dan perintah untuk memohon diberi hidayah ke agama yang benar dan ialan yang lurus dan dihindarkan dari jalan orang-orang yang menyimpang dari hidayah Allah Ta'ala.

Pendapat bahwa al-Fatihah tujuh ayat adalah berdasarkan qaul jumhur ulama. Al-Fatihah merupakan pembuka dari al-Qur’an yang dimana menurut Imam al-Qurthubi memiliki beberapa nama. Adapun nama-nama al-Fatihah yang di maksud adalah:

• ash-Shalah
  "Aku membagi Shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian…” (HR Muslim, Malik dalam al'Muwaththa', Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa'i dari Abu Hurairah)
• al-Hamdu
  Karena dalam surat al-Fatihah termuat kata al-hamdu yang memiliki makna pujian
• Fatihatul Kitab
  Karena al-Fatihah menjadi pembuka dalam bacaan dan tulisan Al-Qur'an serta menjadi pembuka dalam Shalat
• Ummul Kitab
  Hal ini berdasarkan pendapat Jumhur Ulama
• Ummul Qur'an
  "Surah al-Fatihah adalah Ummul-Qur'an, Ummul- Kitab, dan sab'ul-matsaani”  (HR. Timidzi dari Abu Hurairah)

• Al-Matsani
  Karena al-Qur’an merupakan surat yang selalu diulang bacaannya dalam setiap rakaat Shalat
• Al-Qur'anul Azhim
  Karena al-Fatihah mencakup seluruh ilmu dan tujuan utama dalam Al-Qur'an
• Asy-Syifaa
  Sabda Rasulullah Saw. “Surah al-Fatihah adalah syifaa (penyembuh) segala racun” (H.R Darimi dari Abdul Malik bin Umair)
• Ar-Ruqyah
  Hal ini pernah di sabdakan Rasul ketika me-Ruqyah seorang kepala suku. Hadits ini diriwayatkan oleh para muhaddits dari Abu Sa’id al-Hudri
• Al-Asaas
  Asas segala kitab adalah Al-Qur'an, asas Al-Qur’an adalah al-Faatihah, dan asas al-Fatihah adalah bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Hal ini di dasarkan pada perkataan Ibn Abbas

• Al-Waafiyah
  Karena surat al-Fatihah tidak dapat diringkas dan dibagi menjadi dua bagian saat Shalat. Pendapat ini di dasarkan pada qaul jumhur ulama
• Al-Kaafiyah
  Karena al-Fatihah sebagai pengganti surah-surah lainnya, sementara yang lainnya tidak mencukupi sebagai penggantinya

Selain namanya yang begitu beragam, al-Fatihah juga memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Di antara keutamaan surat al-Fatihah adalah satu cerita dalam hadits riwayat al-Bukhari dalam kitab Fadhailul Qur'an, dari Abu Sa'id al-Hudri, katanya, “Kami pernah berada dalam suatu perjalanan, lalu kami singgah, tiba-tiba seorang budak wanita datang seraya berkata: “Sesungguhnya kepala suku kami tersengat, dan orang-orang kami sedang tidak berada di tempat, apakah di antara kalian ada yang bisa memberi ruqyah?” Lalu ada seorang laki-laki yang berdiri bersamanya, yang kami tidak pernah menyangkanya bisa me-ruqyah. Kemudian orang itu membacakan ruqyah, maka kepala sukunya itu pun sembuh. Lalu ia (kepala suku) menyuruhnya diberi tiga puluh ekor kambing sedang kami diberi minum susu. Setelah ia kembali, kami bertanya kepadanya, “Apakah engkau memang pandai dan biasa me-ruqyah?” Maka ia pun menjawab, “Aku tidak me-ruqyah kecuali dengan Ummul Kitab (al-Fatihah). Jangan berbuat apa pun sehingga kita datang dan bertanya kepada Rasulullah Saw,” sahut kami. Sesampai di Madinah kami menceritakan hal itu kepada Nabi Saw, maka beliau pun bersabda, “Dari mana dia tahu bahwa surat al-Fatihah itu sebagai ruqyah (Jampi), bagi-bagilah kambing-kambing itu dan berikan satu bagian kepadaku”.

Agar pemahamannya lebih luas, saya sarankan untuk datang kepada guru atau Ustadz terdekat sobat yang memang kompeten di bidangnya, sekaligus sebagai verifikasi karena di khawatirkan ada di antara uraian di atas ada yang tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan Ulama. Karena ada satu kalimat yang harus jadi pertimbangan yaitu ”Man la lahu syaikhun, fasyaikhuhu syaithanun” Barang siapa yang belajar tanpa (di bimbing) seorang guru maka gurunya adalah syetan. Hal ini harus dilakukan karena apabila ada MisUnderstanding, guru kita bisa meluruskannya.

Nah, bagi sobat yang ingin mengetahui lebih lanjut bisa check Referensinya di “Tafsir Ibnu Katsir; Ibn Katsir; Tafsir al-Munir; Dr. Wahbah az-Zuhaili”.

Happy Learning … Keep Spirit … Do More Get More

Baca Juga